Credit Cards = Business Owner

Masih teringat sekali dalam ingatan saya, suatu iklan rokok lokal yang menceritakan tentang pilihan yang dihadapi oleh banyak orang di dunia, yaitu pilih punya bisnis atau pilih kejar gelar dulu.

Sejak saya di SMA, saya sudah punya pemikiran bahwa saya tidak mau kerja ikut orang lain.

Pemikiran ini timbul dari diri sendiri, bukan dari desakan atau nasehat orang lain.

Justru orang lain memberi masukan supaya saya memilih jurusan yang benar saat kuliah, supaya sesuai dengan pekerjaan yang akan diambil.

Akhirnya, ketika masuk kuliah pun, tujuan saya hanya untuk membahagiakan orang tua saya, karena saya anak satu-satunya yang masuk perguruan tinggi, sehingga wajar saja jika orang tua saya menginginkan salah satu anaknya mendapatkan gelar sarjana.

Gelar Sarjana Komputer pun akhirnya saya dapatkan, tetapi ilmu komputer yang saya dapatkan dari jurusan Teknik Informatika STTS tersebut tidak saya pakai untuk melamar pekerjaan supaya bisa jadi karyawan.

Sejak kuliah, saya sudah punya penghasilan dari mengajar, di mana penghasilan saya saat itu sudah melebihi gaji karyawan secara umum, bahkan mendekati gaji manager.

Setelah lulus kuliah pun, saya tetap melanjutkan “bisnis” tersebut dengan membuka tempat kursus pemrograman komputer di tempat tinggal saya.

Tiap bulan dengan stabil saya mendapatkan income bersih di atas 10 juta.

Tapi, karena dulu masih muda, semua uang yang saya dapatkan dari jerih payah saya tersebut habis saya pakai untuk “menikmati hidup”.

Jadi, tidak ada simpanan dana yang bisa saya pakai di waktu darurat.

Saat darurat itu tiba, terpaksa beralih ke kartu kredit.

Dan begitu dana di kartu kredit tersebut terpakai, timbul masalah seperti yang saya tulis di artikel Credit Cards Solution.

Oleh karena itu, sekarang waktunya bagi saya untuk memberikan “pencerahan”, terutama bagi anda yang masih berstatus karyawan, supaya berani memulai bisnis, sehingga jika terjadi PHK, anda tidak perlu cemas, karena sudah memiliki cash flow dari bisnis yang anda miliki.
Setiap BISNIS butuh MODAL.

Nah, kendala utama orang-orang yang ingin memulai bisnis adalah modal DANA.

Mungkin anda pernah dengar tentang Personal Loan (PL), atau Kredit Tanpa Agunan (KTA).

Banyak sekali bank yang menyediakannya, antara lain HSBC, Citibank, ABN-AMRO, BII, Standard Chartered, dan lain-lain.

Anda bisa saja menggunakan fasilitas tersebut, namun meski bunganya lebih rendah dari bunga kartu kredit, tidak ada manfaat lain dari PL atau KTA tersebut.

Saya pribadi lebih suka menggunakan dana yang ada di kartu kredit saya.

Karena bagaimana pun juga, dana kartu kredit tersebut sifatnya lebih permanen daripada PL atau KTA yang memiliki periode peminjaman sesuai dengan masa kontrak.

Supaya anda lebih jelas memahami alasan saya, saya akan berikan contoh.

Misalkan limit kartu kredit saya adalah 50 juta.

Berarti, jika semua dana tersebut saya pakai untuk modal usaha, maka saya harus membayar minimum payment sebesar 5 juta.

Saya ambil contoh, jika bunga kartu kredit sebesar 3%, maka perkiraan kalkulasinya sebagai berikut:

Bulan pertama, bayar 5 juta, sisa tagihan menjadi 50 juta dikurangi 5 juta, yakni 45 juta, kemudian ditambah bunga sebesar 3%, berarti tagihan bulan ke 2 akan menjadi Rp 46.350.000,-

Di bulan ke 2, minimum payment akan menjadi sebesar Rp 4.635.000,- sehingga sisa tagihan akan menjadi Rp 41.715.000,- dan mengakibatkan tagihan bulan ke 3 akan menjadi Rp 42.966.450,-

Di bulan ke 3, minimum payment akan menjadi sebesar Rp 4.296.645,- sehingga sisa tagihan akan menjadi Rp 38.669.805,- dan mengakibatkan tagihan bulan ke 4 akan menjadi Rp 39.829.899,-

Di bulan ke 4, minimum payment akan menjadi sebesar Rp 3.982.990,- sehingga sisa tagihan akan menjadi Rp 35.846.909,- dan mengakibatkan tagihan bulan ke 5 akan menjadi Rp 36.922.317,-

Di bulan ke 5, minimum payment akan menjadi sebesar Rp 3.692.232,- sehingga sisa tagihan akan menjadi Rp 33.230.085,- dan mengakibatkan tagihan bulan ke 6 akan menjadi Rp 34.226.987,-

Di bulan ke 6, minimum payment akan menjadi sebesar Rp 3.422.699,- sehingga sisa tagihan akan menjadi Rp 30.804.289,- dan mengakibatkan tagihan bulan ke 7 akan menjadi Rp 31.728.417,-

Sekarang anda perhatikan baik-baik, dengan anda membayar minimum payment selama 6 bulan tersebut sebesar Rp 25.029.565,- maka seharusnya sisa tagihan anda menjadi Rp 24.970.435,-

Akan tetapi lihatlah jumlah tagihan di bulan ke 7 di atas, ada selisih sebesar Rp 6.757.983,- yang tidak lain merupakan bunga dari kartu kredit tersebut.

Dari sisi bank, track record anda kurang bagus, karena anda selalu melakukan pembayaran minimum.

Bagaimana jika seandainya anda cukup bayar Rp 1.546.392,- saja tiap bulan, sehingga selama 6 bulan anda hanya akan mengeluarkan biaya sebesar Rp 9.278.352,- tetapi anda memiliki keuntungan lebih, yakni terjadi kenaikan limit kartu kredit anda, katakanlah sebesar minimal 50%, sehingga limit kartu kredit anda berubah menjadi 75 juta, apa anda ingin hal ini terjadi?

Dengan adanya tambahan dana “segar” sebesar 25 juta, anda bisa memanfaatkannya untuk keperluan bisnis anda.

Jika anda merasa nominal tersebut kurang, anda cukup tunggu lagi selama 6 bulan kemudian, supaya anda bisa mendapatkan kenaikan limit lagi menjadi 112 juta.

Apa tambahan dana sebesar 62 juta tersebut tidak bisa anda manfaatkan?

Pasti bisa kan? :D

Karena anda start bisnis pertama anda saja hanya bermodalkan 50 juta, misalnya.

Coba anda renungkan, anda lebih memilih memiliki banyak bisnis, atau cuma 1 bisnis saja?

Jika anda memang berjiwa bisnis, saya yakin anda pasti akan mengambil semua kesempatan yang ada di depan mata.

Selama ada modal dana, dan ROI untuk bisnis tersebut tidak terlalu lama, kenapa tidak anda ambil, benar kan?

“Start earning cash flow from your credit cards.”

Jadi, jangan habiskan limit kartu kredit anda untuk hal-hal yang konsumtif, tetapi gunakan untuk hal-hal yang produktif.

Jadilah seorang business owner dengan memanfaatkan dana dari limit kartu kredit anda.

Welcome to the world of entrepreneurship! :)

P.S. : Jika anda merasa artikel ini menarik, silahkan baca juga artikel ini => Credit Cards Solution

Solusi Kartu Kredit

KARTU KREDIT.

Istilah di atas mungkin terasa menakutkan bagi sebagian orang yang belum memilikinya, atau yang sudah memilikinya tapi terjebak pemakaian kartu kredit yang gila-gilaan.

Tapi di tangan orang-orang yang pintar mencari celah, kartu kredit justru menjadi suatu solusi untuk memiliki bisnis sendiri.

Saya pertama kali memiliki kartu kredit pada tahun 1997, di mana pada saat itu, kartu kredit yang pertama kali saya miliki adalah kartu kredit Citibank.

Dulu, seperti halnya sebagian besar orang yang baru pertama kali mendapatkan kartu kredit, perasaan pertama yang saya miliki adalah sangat HAPPY! :)

Akhirnya, saya memiliki kartu kredit pertama saya.

Ada (sedikit) rasa bangga pada saat pertama kali memilikinya (dan menggunakannya).

Namun, seperti halnya yang dialami banyak orang yang “terjebak” kartu kredit, saya “terbawa arus” sehingga limit yang diberikan tersebut habis dalam waktu singkat, sehingga mau tidak mau, saya harus melakukan pembayaran full (jika tidak ingin terkena bunga), atau pembayaran minimum setiap bulannya (jika dana untuk membayar tagihan kartu kredit tersebut tidak mencukupi).

Setiap bulan, saya selalu melakukan pembayaran MINIMUM, akibatnya, jumlah yang saya bayarkan, itu hanya “terserap” sedikit terhadap total tagihan yang harus saya bayar, sehingga tagihan saya tidak lunas-lunas, dan hal ini berlangsung (tanpa saya sadari) selama bertahun-tahun.

Sebagai gambaran, misal tagihan saya sebesar 10 juta, maka saya harus melakukan pembayaran minimum sebesar 1 juta.

Nah, seharusnya, jika tidak ada bunga, maka dalam waktu 10 bulan, tagihan 10 juta tersebut bisa lunas.

Tapi, karena kartu kredit itu memiliki bunga, kurang lebih sekitar 3% sampai dengan 4%, maka jumlah yang terbayar hanya sekitar 6% sampai dengan 7% saja.

Dengan kata lain, 1 juta yang saya bayarkan itu hanya “terhitung” kurang lebih sekitar 600 ribu hingga 700 ribu saja.

Sisanya untuk BUNGA KARTU KREDIT.

Jadi, anda bisa bayangkan sendiri, berapa lama saya harus melunasi tagihan 10 juta tersebut.

Ini juga dialami oleh banyak teman saya, sehingga setelah pada akhirnya mereka mampu melunasi tagihan mereka tersebut, mereka memutuskan untuk menutup kartu kredit tersebut.

Ya, MINIMUM PAYMENT kartu kredit itu bagaikan kerja rodi yang tiada habisnya.

Sampai dengan hari ini, saya memiliki 27 kartu kredit, dari UOB Buana (Platinum), HSBC (4 kartu), Standard Chartered, Citibank (2 kartu), ANZ (2 kartu), RBS (dulu ABN-AMRO, 2 kartu), Mega, BCA (3 kartu), Permata (2 kartu), BII (2 kartu), Mandiri, BRI (2 kartu), GE (2 kartu), CIMB Niaga, dan Bukopin, dengan total limit lebih dari 221 juta.

Jadi, jika dirata-rata, limit tiap kartu kredit yang saya miliki adalah 8,2 juta dengan minimum payment tiap bulan (10%) sebesar 22,1 juta.

Bayangkan, 22,1 juta itu hanya untuk MINIMUM PAYMENT!

Tiap bulan!!

Lalu, harus berapakah gaji saya … ?

Menarik kan? ;)

Pada kenyataannya, dengan total limit 221 juta lebih tersebut, saya tidak perlu bayar 22,1 juta per bulan untuk minimum payment, melainkan cukup 6,8 juta saja per bulan.

Saya pun tidak pernah terkena bunga kartu kredit, tidak pernah terkena bunga keterlambatan, dan yang lebih penting lagi, track record kartu kredit saya “bagus”.

Tambah menarik lagi bukan? :D

Target saya, dalam 1-2 tahun ke depan, saya harus bisa memiliki 10 kartu kredit Platinum dengan rata-rata limit minimal sebesar 50 juta.

Dengan demikian, total limit yang akan saya miliki minimal akan menjadi sebesar 500 juta.

Coba anda pikirkan, 500 juta, bukan jumlah yang sedikit kan?

Silahkan anda renungkan, apa yang bisa anda lakukan dengan dana 500 juta tersebut. :)

It’s amazing, right?

Mungkin ada yang berpikir, jika saya sampai memiliki 27 kartu kredit, apa tidak “berat” beban yang harus saya tanggung.

Belum lagi masalah iuran tahunan dan biaya-biaya lain yang dibebankan bagi pemilik kartu kredit.

Jawabannya bisa ya, bisa tidak, tergantung apa yang anda lakukan terhadap kartu kredit tersebut.

Kartu kredit bagaimana pun juga memiliki banyak keuntungan.

Dari sekian banyak fasilitas yang disediakan, yang paling sering saya manfaatkan adalah discount besar-besaran di sekian banyak restoran, dan points reward berupa voucher makan gratis di beberapa lokasi pilihan, seperti Pizza Hut, McDonald’s, BreadTalk, dan J.Co.

Anda bisa lihat sendiri contoh points reward untuk pemegang kartu kredit HSBC di sini => http://www.hsbc.co.id/1/2/miscellaneous_en_US/others/rewards-lucky-draw/rewards-catalogue

Iuran tahunan pun bisa anda minta untuk ditiadakan, dengan syarat track record kartu kredit anda “bagus”, dan umur kartu kredit anda tersebut sudah “lama”.

Perlu saya ingatkan, bahwa saya sudah memiliki kartu kredit pertama saya sejak 1997, dan sampai sekarang saya sudah memiliki 27 kartu kredit (bahkan itu masih akan bertambah lagi).

Jadi, pasti saya sudah memikirkan segala kelebihan kartu kredit tersebut (dan apa pun kekurangannya).

“Use all of your credit cards … the right way.”

Oleh karena itu, saya memiliki SOLUSI bagi pengguna kartu kredit Visa/MasterCard (terutama masyarakat SURABAYA dan sekitarnya), yang memiliki masalah dengan kartu kredit, supaya anda bisa memiliki BISNIS pribadi dengan cara mengoptimalkan total limit semua kartu kredit anda, dan bahkan di kemudian hari anda bisa melunasi semua tagihan kartu kredit anda!

Bisnis pribadi milik anda sendiri, yang bisa anda dapatkan saat ini juga, menggunakan 99% dana yang tersedia dalam kartu kredit anda, atau jika sekarang tidak ada sisa dana dalam kartu kredit anda, maka anda bisa menunggu 6 bulan hingga 1 tahun ke depan, saat anda mendapatkan kenaikan limit kartu kredit anda.

Jadi, jika anda mengalami masalah dengan minimum payment, atau anda tidak tahu apa yang harus anda lakukan dengan kartu kredit anda, maka anda bisa mendapatkan “pencerahan” dari saya.

Jika anda berpikiran untuk menutup kartu kredit anda, ini adalah salah satu kesalahan terbesar yang akan anda ambil, karena kartu kredit itu bagaikan gunting di tangan anda, jika anda gunakan untuk hal-hal yang “buruk”, gunting bisa menjadi berbahaya, namun sebaliknya, jika anda manfaatkan untuk hal-hal yang “produktif”, hasilnya akan menjadi luar biasa.

“Max out your credit cards, minimize your payments, optimize your loans, & start your own business.”

Saya tidak akan membuat susah anda, melainkan memberi anda SOLUSI.

Solusi yang akan saya kenalkan ke anda ini LEGAL, karena menggunakan JASA suatu BADAN HUKUM yang memiliki 2 lokasi di Surabaya.

Beberapa keuntungan yang akan anda dapatkan pada saat anda menggunakan BADAN HUKUM ini adalah :

1. Anda tidak perlu bayar minimum payment sebesar 10%, tetapi anda cukup bayar FEE kurang lebih sekitar 3% dari tagihan kartu kredit anda.

2. Anda tidak akan terkena bunga kartu kredit lagi, karena tagihan kartu kredit anda akan dibayarkan FULL oleh BADAN HUKUM tersebut.

3. Anda tidak akan terkena BLACK LIST oleh BI (Bank Indonesia), karena track record kartu kredit anda justru akan jadi bagus.

“Knowledge is power.”

Tentu saja untuk INFORMASI sepenting ini, ada biaya yang harus anda keluarkan sebagai imbalan atas “bimbingan” yang saya berikan, yakni sebesar 1% dari total LIMIT semua kartu kredit Visa/MasterCard/BCA Card yang akan anda optimize, atau MINIMAL 1 juta, khusus untuk nasabah yang memiliki kartu kredit dengan total LIMIT 10 juta ke atas. Sedangkan untuk nasabah dengan total LIMIT semua kartu kredit kurang dari 10 juta, biayanya adalah sebesar 10% dari total LIMIT semua kartu kredit, atau MINIMAL 500 ribu.